Selasa, 08 Januari 2013

Puisi Rindu Untuk Ayah

"Rindu Untuk Ayah". Bait demi bait puisi tersebut melukiskan kerinduan seorang anak untuk ayahnya yang sudah menghadap Sang Pencipta. Seorang anak yang begitu mencintai ayahnya, mengingat kembali memori dimana detik-detik terakhir saat sang ayah dijemput oleh Yang Maha Kuasa. Ayah yang ketika muda begitu gagah melindungi dan penuh kasih sayang mendidik anaknya tumbuh menjadi wanita hebat, kini terbaring rapuh tak berdaya namun tetap tegar dan menebar senyuman dengan sejuta harapan untuk sang anak.


rindu ayah

Begitu sulit kehilangan sosok ayah dalam keluarga, namun jangan sampai terhanyut kedalam kesedihan berkepanjangan. Setiap kehidupan akan menemui ajal, dan itulah takdir dari Sang Kuasa yang telah disepakati oleh manusia sejak manusia itu belum lahir kedunia. Terpenting adalah kita yang saat ini masih bisa bercanda mesra dengan orang tua baik ayah maupun ibu, hendaknya memperlakukan orang tua sebaik mungkin, sebagaimana perlakuan mereka kita kita masih kecil. Bahagiakan mereka selagi masih bisa. Jangan sampai tetesan air mata mengalir di pipi mereka karena yang disebabkan oleh prilaku anak mereka sendiri. Jangan biarkan mereka bersedih apalagi kecewa.

RINDU UNTUK AYAH

Tatap lembut dalam bingkai
Mengantar angan ke masa lalu
Kegalauan…
Serpihan luka memeluk kalbu

Melintas bayang
Saat itu…
Kau terbaring lemah
Sabar menghadap lara
Dengan nafas yang tersisa

Duka yang kau simpan
Lebur dalam senyuman
Tegar melawan pilu
Walau maut menantimu

Lewati detik
Menghantam harapan
Jeritan tangis
Menjadi irama
Mengiringi kepergianmu

Ayah….
Rinduku untukmu
Ingin selalu di dekatmu
Do’a yang tak pernah usai
Senyumlah ayah
Di samping Tuhan
Selamanya……!!

Oleh Watty Libra
Semoga puisi Rindu Untuk Ayah menjadi cerminan bagi mereka yang masih dinaungi oleh kedua orang tua agar lebih mencintai dan membahagiakan mereka agar tak sesal kemudian. Membahagiakan orang tua selagi sempat, dan selagi mereka masih hidup

Tidak ada komentar:

Posting Komentar