Sabtu, 19 Januari 2013

Aku Bingung Karena Membaca!

“Semakin banyak membaca justru membuatmu semakin bingung!” Pernah seorang teman berkata kepadaku saat ia melihatku sedang membaca. Awalnya aku cuek saja dengan klaim seperti itu. “Hahahaha, bilang saja Kamu iri dengan hobiku yang satu ini,” begitu aku menggumam dalam hati.

image from: rioap.com
Seiring dengan berjalannya waktu, ternyata ada benarnya juga kata-kata temanku itu. Dari dulu sih aku sebenarnya sudah mulai menyadari itu. Dari membaca di satu sisi aku memang semakin mengerti, tapi di sisi lain aku juga semakin penasaran. Penasaran untuk benar-benar mengerti/menguasai akan ilmu/pengetahuan/kebenaran dari apa yang aku baca. Sepertinya rasa penasaran itu lah yang membuatku merasa semakin bingung.
Saat aku membaca beberapa buku-buku sejarah, rasa penasaran/bingung itu semakin terasa. Sejarah, sejak SD merupakan salah satu favoritku. Dan hingga sekarang, aku tetap hobi melahap buku-buku sejarah.
Sejarah merupakan cabang ilmu sosial yang mengkaji peristiwa masa lalu. Sebagaimana disiplin ilmu lainnya, fakta yang diungkapkan dalam sejarah idealnya adalah fakta-fakta yang didasarkan atas bukti-bukti yang objektif. Oleh karena itu, sejarah sebisa mungkin harus mampu berdiri secara independen, lepas dari penilaian subjektif para pihak, termasuk mereka yang mempunyai kepentingan terhadap kebenaran fakta sejarah itu.
Sejarah bermanfaat sebagai sumber inspirasi dari masa lampau serta sumber edukasi dan aspirasi untuk masa depan. Dengan mempelajari sejarah, seseorang akan lebih berhati-hati terhadap berbagai kemungkinan yang akan terjadi di masa depan dengan menggunakan pengalaman yang telah terjadi pada masa lampau. Sejarah bisa saja berulang, dalam waktu yang berbeda, dalam ruang yang berbeda, akan tetapi substansi peristiwanya sebenarnya sama. “Jas Merah, jangan sekali-sekali melupakan sejarah,” begitu kata Bung Karno.
Yang menjadi masalah, selama ini kajian sejarah belum sepenuhnya mampu mengungkapkan secara detail dan akurat perihal kebenaran peristiwa-peristiwa pada masa lalu. Lebih disayangkan lagi apabila peristiwa yang tak terungkap itu ternyata satu peristiwa penting yang menentukan arah hidup bangsa. Terlebih, salah satu kelemahan studi sejarah adalah terbatasnya usia para saksi sejarah yang merupakan salah satu sumber informasi dari suatu peristiwa tertentu. Konsekuensinya, semakin jauh kajian sejarah dengan waktu terjadinya peristiwa, semakin besar pula kemungkinan bias kebenaran yang diperoleh.
Tak perlu jauh-jauh melangkah dan tak perlu jauh-jauh kembali ke masa lalu, peristiwa sejarah yang terjadi beberapa puluh tahun lau pun hingga kini masih menyimpan banyak misteri.
G30S
PKI?
PKI?
Peristiwa G30S, atau sebagian besar orang menganggapnya sebagai peristiwa pemberontakan PKI ini lah  salah satu dari peristiwa sejarah yang masih menyimpan banyak misteri. Dahulu, ketika orde baru masih berkuasa, peristiwa ini nampak begitu gamblang dijelaskan dalam  buku-buku sejarah maupun dokumen-dokumen resmi lainnya, termasuk juga film mengenai ini yang wajib ditonton pada setiap tanggal 30 September malam. Dari sumber-sumber orde baru tersebut, satu-satunya dalang yang harus dipersalahkan dalam hal itu adalah Partai Komunis Indonesia (PKI).
Namun ketika orde baru tumbang, fakta sejarah mulai berkata lain. Sedikit demi sedikit fakta-fakta baru mulai terungkap. Beberapa saksi sejarah yang dahulu memilih membisu mulai membukanya satu demi satu. Tak ayal, fakta-fakta baru pun bermunculan dan seolah menjungkirkan fakta lama yang telah dibangun secara rapi oleh orde baru. Beberapa kemungkinan skenario peristiwa tersebut pun bermunculan.  Diantaranya adalah sebagai berikut:
  1. G30S sebagai usaha kudeta PKI;
  2. G30S sebagai akibat dari ketidakpuasan perwira muda Angkatan Darat terhadap pimpinannya;
  3. G30S sebagai persekutuan antara perwira angkatan darat dan PKI;
  4. G30S sebagai cara Soekarno menumpas petinggi Angkatan Darat yang dianggapnya berencana melakukan kudeta;
  5. G30S merupakan konspirasi CIA dan Inggris untuk menurunkan Soekarno dan sebagai alat menghilangkan pengaruh ideologi komunisme di Indonesia;
  6. G30S sebagai usaha Soeharto mengkudeta Soekarno;
  7. G30S dilatarbelakangi oleh berbagai faktor termasuk kombinasi-kombinasi dari hal-hal di atas.
Dari sekian banyak skenario itu masing-masing ada indikasi kebenarannya. Meski aku pribadi lebih cenderung pada kombinasi skenario 3, 5, dan 6, tapi entahlah yang mana yang benar. Belum lagi peristiwa itu juga disusul dengan pembantaian besar-besaran kepada para simpatisan PKI di berbagai daerah. Besaran korbannya masih juga merupakan suatu misteri. Pelakunya? Lagi-lagi tidak jelas (kemungkinan besar sih, Angkatan Darat. :P )
Apalagi jika peristiwa itu kemudian dikaitkan dengan peristiwa Supersemar yang kemudian membawa Soeharto ke kursi kekuasaan. Kini, banyak juga pihak menyangsikan kebenaran dan keautentikan isi dari surat peritah itu. Entahlah semakin ruwet saja tentunya…
Lalu, bagaimana juga dengan peristiwa Malari 1974? Kemudian juga kerusuhan Mei 1998? Bagaimana kebenarannya? Siapa lagi itu dalangnya? Dan siapa pula yang patut dipersalahkan?
Ahhh, tambah bingung (dalam arti penasaran) pastinya..
Haha.. Memang benar membaca membuatku semakin bingung, Kawan… :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar