Lembaga Indonesia Network Election Survey (INES)
menyatakan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto dan
Ketua Umum PAN Hatta Rajasa merupakan tokoh paling berpeluang sebagai
calon presiden dari sisi elektoral, apabila pemilu dilangsungkan saat
ini.
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan INES terhadap 6.000 responden
pada periode 5-21 Oktober 2012, nama Prabowo dan Hatta muncul sebagai
figur paling berpeluang dari sisi elektoral figur capres Jawa-nonJawa.
"Hatta Rajasa capres etnis nonJawa paling berpeluang secara elektoral
dengan keterpilihan 28,6 persen. Prabowo Subianto capres etnis Jawa
yang kuat secara elektoral dengan perolehan 33,4 persen," ujar Direktur
Data INES Sudrajat Sacaawitra dalam acara Resume Hasil Survei Jelang Dua
Tahun Pemilu Legislatif serta Pemilu Presiden dan Wakil Presiden, di
Jakarta, Senin.
Menurut Sudrajat, hasil itu menunjukkan Hatta dan Prabowo memiliki
kans yang kuat untuk menjadi presiden, meskipun dalam survei tersebut
tidak ada tokoh etnis Jawa maupun nonJawa yang ditampilkan, yang dipilih
oleh suara mayoritas.
Ketua DPP PAN Bima Arya Sugiarto mengatakan ini merupakan pertama
kalinya Hatta Rajasa sebagai tokoh nonJawa elektabilitasnya diposisikan
berada diatas Jusuf Kalla dan Aburizal Bakrie. Menurut dia ada beberapa
faktor yang melandasi hal tersebut.
"Faktornya mungkin saja pemilih melihat siapa "bang" Hatta bersih,
dengan rekam jejak minim kontroversi. Lalu faktor pengalaman juga
penting dimana bang Hatta empat kali menteri, sekjen partai, dan besan
SBY," ujar dia.
Selain itu menurut dia, Hatta Rajasa juga memiliki kemampuan untuk
diterima di kalangan nasionalis, sehingga bisa dengan mudah
berkomunikasi kepada tokoh-tokoh lain seperti Aburizal Bakrie, Megawati
Soekarnoputri dan lainnya.
"Suka atau tidak kinerja ekonomi di bawah bang Hatta baik. Beliau
juga saat ini posisinya sebagai tokoh yang belum pernah bertarung di
pilpres, sebagai `new comer`, sehingga layak diberikan kesempatan," kata
Bima.
Bima menyatakan partainya tidak akan "terbang" karena pujian. Menurut
dia bagaimana pun juga hasil survei tersebut merupakan potret sementara
dan belum tentu linier hingga 2014.
"Semua survei kita jadikan rujukan, namun kita harus siap apabila
pekan depan lembaga rilis lain memunculkan hasil berbeda," ujar Bima.
Menurut Bima, pertarungan politik ke depan turut dipengaruhi oleh
survei yang dilakukan. Namun kenyataannya saat ini mayoritas partai
masih mengandalkan lembaga survei pihak ketiga.
"Di Amerika partai memiliki lembaga survei sendiri, sedangkan lembaga
pihak ketiga hanya dijadikan sebagai rujukan saja. PAN sudah membangun
lembaga survei sendiri, karena survei lembaga ketiga bisa menjadi tidak
sehat apabila lembaga bersangkutan menjalin kongsi dengan partai
tertentu, sehingga memang perlu juga diatur lebih serius mengenai
survei," kata dia.
Sementara itu Ketua Bidang Advokasi DPP Partai Gerindra Habiburokhman
mengklaim hasil survei yang dilakukan INES tidak jauh berbeda dengan
hasil survei internal yang dilakukan Gerindra, di mana nama Prabowo
muncul sebagai calon paling berpeluang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar