erkisahlah
dua ekor anjing scottie muda yang bersahabat, Buster dan Molfy. Kemana
pun mereka pergi selalu bersama dan ada saja petualangan yang mereka
lalui setiap harinya. Namun meskipun begitu, kedua sahabat itu sangatlah
bertolak belakang kepribadiannya. Buster adalah sosok anjing yang penuh
dengan semangat dan selalu berani menghadapi rintangan apapun,
sementara sahabatnya Molfy sedikit lebih pendiam dan selalu ragu dalam
bertindak.
Suatu hari di Kota Binatang
diadakanlah perlombaan adu bakat untuk para anjing-anjing. Dan
pemenangnya selain akan dikukuhkan sebagai anjing terbaik di kota akan
pula dihadiahkan stok tulang selama setahun. Seluruh anjing penghuni
kota menjadi tergiur untuk ikut ambil serta dalam perlombaan tersebut,
tak terkecuali Buster muda.
Buster pun mengajak sahabatnya,
Molfy, untuk ikut perlombaan. Namun belum saja mereka mendaftar, Molfy
telah merasa gentar terlebih dahulu setelah mengetahui ternyata
anjing-anjing yang akan menjadi lawan mereka bukanlah sekedar anjing
geladak biasa, melainkan anjing-anjing juara yang lebih memiliki banyak
pengalaman, bahkan konon berita yang mereka dapatkan beberapa anjing ras
collie dan rottweiller juga akan ikut ambil bagian. Tak urung nyali
Molfy semakin ciut, dalam pikirannya bagaimana mungkin anjing kecil
seperti dirinya bisa menang melawan para raksasa-raksasa anjing
tersebut, bisa-bisa nanti justru dirinya jadi bulan-bulanan
anjing-anjing tersebut.
Sementara sahabatnya, Buster,
yang tak pernah mengenal kata menyerah tentunya tetap mendaftarkan diri
dalam perlombaan tersebut. Buster masih mencoba untuk membujuk Molfy,
diberitahunya pada Molfy bahwa tak ada salahnya mereka mencoba, urusan
menang atau kalah itu hal belakangan. Tapi Molfy tetap kukuh pada
pendiriannya.
Tak terasa waktu perlombaan itu pun akhirnya tiba. Rupanya banyak juga peserta yang turut berlomba.
Perlombaan dibagi dalam tiga babak. Babak ‘Uji Nyali’, babak ‘Ketangkasan’, dan babak ‘Kecepatan’.
Babak pertama pun dimulai, para
peserta diharuskan untuk mengambil masing-masing 3 buah tulang emas yang
dipersiapkan panitia dan ditaruh di tempat-tempat yang cukup berbahaya.
Satu tulang ditaruh di bebatuan yang berada di tengah-tengah sungai di
dekat air terjun, tentu hal yang sangat sulit dilakukan mengingat arus
sungai yang sangat deras. Tulang yang kedua diletakkan di puncak sebuah
bukit namun untuk mendapatkannya para peserta mesti melewati jalanan di
lereng yang terjal, sedikit saja mereka salah melangkah maka jurang
telah menanti mereka jauh di bawah. Sementara tulang yang terakhir
berada di dalam sebuah gua yang katanya ada begitu banyak ular berbisa
yang menempati tempat tersebut.
Beberapa anjing-anjing collie
dan rottweiller dengan cukup mudah melewati rintangan-rintangan itu.
Walau begitu beberapa ada yang gagal dan terhanyut di sungai atau
menderita luka-luka karena terjatuh di jurang sementara ada pula yang
karena tak berani menghadapi ular berbisa akhirnya menolak memasuki gua
yang gelap itu.
Sementara Buster sendiri pun
cukup kepayahan melewati babak pertama ini. Ia sempat terseret arus
walau akhirnya berhasil menyelamatkan diri dengan buru-buru melompat ke
atas sebuah batu. Namun sayangnya Buster hanya berhasil membawa dua buah
tulang emas. Sementara tulang yang ketiga tak berhasil di dapatnya
karena ketika hendak mengambil tulang tersebut tiba-tiba seekor ular
jenis python membelit tubuhnya, dia hampir saja menjadi santapan ular
tersebut kalau saja dia dengan cukup cerdik berhasil meloloskan diri.
Namun meskipun begitu, Buster
tetap lolos untuk maju dalam babak selanjutnya. Pada babak kedua, babak
‘Ketangkasan’, Buster yang memang cukup cerdas berhasil memperoleh skor
tertinggi dan melangkah dengan mudah menuju babak terakhir.
Sahabatnya Molfy terus setia
menyaksikan perlombaan dan mendukung Buster. Walau Ia merasa ngeri saat
menyaksikan perlombaan pada babak pertama, namun terbersit sedikit rasa
sesal di hatinya karena tak ikut mendaftarkan diri. Ditatapnya Buster
yang tersenyum karena berhasil mengalahkan para anjing-anjing raksasa
tersebut di babak kedua. ‘Bisa saja akulah yang berdiri disana dengan
senyum menghiasi wajah’ lirihnya.
Setelah peserta yang tersisa diberi waktu 30 menit untuk istirahat, akhirnya tibalah babak terakhir, babak penentuan.
Seluruh peserta yang kini hanya
tersisa lima ekor terdiri dari Buster, Sebas (seekor anjing Collie),
Ruffy dan Rockie yang merupakan anjing ras Rottweiller dan satu lagi
Spotty (anjing jenis Dalmatian), akan melakukan perlombaan lari
melintasi lapangan rumput disisi luar kota dan kemudian mereka akan
melewati sebuah bukit kecil lalu kembali melintasi sungai menuju hutan
untuk kembali ke kota.
Dan siapapun yang tiba terlebih
dahulu dialah yang akan keluar menjadi pemenang dan berhak untuk
mendapatkan hadiah yang telah dijanjikan. Peluit dibunyikan dan peserta
mulai berlari sekencang yang mereka bisa. Dengan mudah Rockie, anjing
yang memang sudah terkenal dengan segala kelebihannya, berhasil
mengungguli peserta lainnya. Perlombaan berlangsung cukup seru, keempat
anjing raksasa Sebas, Ruffy, Rockie dan Spottie saling bersaing merebut
posisi pertama. Sementara Buster sendiri, cukup kesulitan mengejar empat
anjing lainnya. Ia sudah mengerahkan segala tenaganya untuk mengejar,
namun sepertinya mereka semua memang bukan tandingan Buster.
Dan akhirnya seperti yang telah
diperkirakan para penduduk Kota Binatang, Rockie-lah yang akhirnya
berhasil memenangkan pertandingan.
Buster yang finish di urutan terakhir, sesaat merasa begitu kecewa saat melihat Rockie yang naik ke atas podium.
“Aksi yang kamu tunjukkan dalam
perlombaan ini sangatlah menarik anjing muda, aku sangat menikmatinya.”
ujar seekor anjing tua. Dan Buster pun tersenyum bangga melupakan rasa
kecewa terhadap kekalahannya.
***
Tiada yang tahu apa yang akan
terjadi di masa yang akan datang. Dan jika kita ingin berhasil tentulah
kita harus melakukan aksi. Walaupun ternyata kita akhirnya gagal, tapi
itu jauh lebih baik daripada kita tidak melakukan sesuatu apapun.
Read more: http://spicaku.blogspot.com/2012/07/jangan-pernah-menyerah.html#ixzz2Cf7U67ce
Tidak ada komentar:
Posting Komentar