Senin, 19 November 2012

Finger Print Kurang Efektif Menurut DPR


Ketua DPR Marzuki Ali menilai penggunaan absensi sidik jari atau finger print dalam sistem absensi anggota dewan tak akan efektif dalam mencegah anggota DPR yang kerap membolos.

"Karena orang masuk, menyentuh, langsung pulang," kata Marzuki di Gedung DPR, Senin 19 November 2012.

Kecuali, kata Marzuki, absensi dengan menggunakan finger print diberlakukan dengan sistem masuk dan ke luar. "Tapi mayoritas fraksi enggak setuju. Karena DPR bukan keputusan atasan, ketua DPR tidak bisa memaksakan. Karena tidak didukung oleh fraksi-fraksi," kata Marzuki.
Dengan sistem absen finger print saat ini, paling tidak dapat mengurangi budaya titip absen dan absen susulan. "Jadi sudah mengatasi dua hal itu. Absen susulan dan menitip," kata dia.
Anggota DPR mulai menggunakan finger print sebagai sistem presensi elektronik pada rapat paripurna masa sidang ke II tahun 2012-2013, hari ini.
Pantauan VIVAnews, terdapat 15 unit finger print dan satu hand key yang tersebar di depan pintu masuk ruang rapat paripurna.

Sebanyak 10 mesin finger print dan satu hand key ditempatkan di depan pintu utama ruang rapat paripurna, 2 finger print di sebelah kiri pintu masuk, 2 finger print di sebelah kanan pintu masuk, dan satu finger print di dekat meja pimpinan DPR.

Hand key itu dipakai kalau finger print tidak bisa mendeteksi kelima sidik jari anggota DPR. Tidak semua sidik jari orang bisa terekam,” ujar Staf Sekretariat Jenderal DPR, Ami Utari. Khusus hari ini, finger print baru dioperasikan untuk presensi kedatangan anggota DPR, sedangkan ketika mereka pulang alat itu belum digunakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar